Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon kembali mengukir sejarah akademik dengan menyelenggarakan Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana Angkatan IX, pada Sabtu, 29 November 2025, bertempat di Ballroom Hall Hotel Apita Tuparev, Cirebon.
Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB ini menjadi momen penuh makna bagi puluhan wisudawan dan wisudawati yang secara resmi dikukuhkan sebagai sarjana.

Wisuda tahun ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, MA, Wakil Sekretaris KOPERTAIS Wilayah II Jawa Barat, Dr. H. Mochammad Sulhan, M.Ag., Sekretaris Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, S.T., M.Hum., serta Ketua Dewan Pembina Yayasan Fahmina, KH. Dr. (H.C.) Husein Muhammad.
Hadir pula para rektor perguruan tinggi se-Cirebon, kyai dan nyai dari berbagai pondok pesantren, serta para orang tua dan wali wisudawan yang menjadi saksi kebahagiaan tersebut.

Dalam amanatnya, Rektor ISIF Cirebon, KH. Marzuki Wahid, menegaskan bahwa wisuda bukanlah akhir dari perjalanan intelektual, melainkan awal dari tanggung jawab baru sebagai insan pembelajar yang berperan aktif di tengah masyarakat.

“Kami di Institut Studi Islam Fahmina sangat bangga karena telah melahirkan kader-kader baru untuk mendandani peradaban manusia yang kami cita-citakan — peradaban yang adil dan bermartabat,” ungkapnya penuh haru.

Rektor Marzuki juga berpesan agar para lulusan senantiasa menjaga nilai, moral, dan prinsip-prinsip dasar yang telah diajarkan selama menempuh pendidikan di ISIF. Ia mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa nilai dan etika dapat kehilangan arah dan tujuan.

“Ilmu tanpa nilai, ilmu tanpa kejujuran, ilmu tanpa keberpihakan bisa bermata dua — bisa untuk kebaikan, bisa pula untuk keburukan. Karena itu, ilmu harus selalu berimpitan dengan nilai, moral, etika, serta prinsip kemanusiaan dan kemaslahatan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rektor yang dikenal sebagai cendekiawan pesantren ini menekankan pentingnya menjaga tradisi keilmuan dan spiritualitas pesantren sebagai akar dari pendidikan ISIF. Ia berharap para sarjana ISIF mampu menjadi penjaga moral dan agen perubahan di tengah masyarakat.

Prosesi wisuda dipimpin langsung oleh Rektor ISIF Cirebon didampingi jajaran pimpinan dan Senat Akademik. Acara dimulai dengan pengiringan Senat dan para wisudawan, pembacaan tawassul, kalam ilahi, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars ISIF, dan Hymne ISIF.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sivitas akademika, ISIF juga meluncurkan film dokumenter karya mahasiswa serta buku terbaru hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa yang diterbitkan oleh Penerbit ISIF.

Dalam kesempatan yang sama, empat perwakilan program studi mempresentasikan abstrak skripsi terbaik, diikuti dengan penganugerahan Wisudawan Terbaik dan ISIF Excellence Award bagi dosen serta tenaga kependidikan berprestasi.

Suasana semakin hangat ketika perwakilan wisudawan menyampaikan pesan dan kesan, disusul dengan penayangan video apresiasi dari berbagai tokoh masyarakat yang turut memberikan semangat kepada para lulusan.

Wisuda kali ini juga memiliki makna khusus karena bertepatan dengan peringatan 25 Tahun Fahmina, sebuah lembaga yang menjadi fondasi lahirnya ISIF Cirebon. Momen ini menjadi refleksi perjalanan panjang Fahmina dalam memperjuangkan nilai keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan melalui pendidikan.

Dengan semangat tersebut, ISIF Cirebon terus berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, empati sosial, dan semangat pengabdian kepada masyarakat.

Sebagaimana pesan penutup Rektor Marzuki Wahid,

“Jadikanlah ilmu sebagai cahaya bagi kemanusiaan. Jaga nilai-nilai Fahmina, dan teruslah belajar, berjuang, serta mengabdi untuk kemaslahatan bersama.”