Cirebon, 31 Agustus 2025 – Pusat Studi Gusdur dan Transformasi Sosial Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon menggelar Halaqoh Kultural Pra-TUNAS Gusdurian 2025. Kegiatan ini menghadirkan ruang refleksi bagi anak-anak muda Gusdurian dalam membicarakan isu-isu kebangsaan, demokrasi, dan keadilan ekologi menjelang perhelatan TUNAS Gusdurian 2025.
Acara dibuka oleh Noer Fahmiatul Ilmia selaku moderator sekaligus pembawa acara. Dalam pengantarnya, Fahmi menyampaikan harapan agar halaqoh ini menjadi ruang diskusi dan pertukaran gagasan bagi generasi muda Gusdurian untuk merespons tantangan bangsa yang semakin kompleks.
“Acara ini menjadi ruang rembuk anak-anak muda Gusdurian terkait kondisi bangsa kita saat ini,” ujarnya.
Diskusi ini membahas tiga tema besar yaitu: agama sebagai etika sosial, demokrasi dan supremasi masyarakat sipil, serta keadilan ekologi. Setiap tema dipantik oleh narasumber dari berbagai daerah dan latar belakang, di antaranya Unzilatur Rohmah (Gusdurian Kairo), Romo Johan Theodore (Kristen Ortodoks), Pdt. Ferry Mahulette (Gusdurian Jogja), Abdul Rosyidi (ISIF Cirebon), M. Najmi Al Haromain (Gusdurian Tasikmalaya), dan Firda Ainun (Gusdurian Jogja).
Peran Agama sebagai Etika Sosial
Dalam sesi pertama, Unzilatur Rohmah menekankan pentingnya peran agama dalam membentuk kesadaran etis individu maupun kolektif.
“Ketika agama dihayati secara kolektif, ia menumbuhkan kepekaan etis dan empati. Dari sini lahir penghormatan terhadap sesama dan dorongan untuk tidak semena-mena,” jelasnya.
Sementara itu, Najmi Al Haromain menyoroti urgensi keadilan ekologis dengan mengajak peserta untuk memulai perubahan dari diri sendiri.
“Keadilan ekologis bukan hanya soal kapitalisme atau isu makro, tetapi berawal dari keberanian mengakui diri sebagai pelaku ketidakadilan ekologis. Dari pengakuan itu lahir kesadaran dan keinginan untuk berubah,” paparnya.
Demokrasi dan Supremasi Masyarakat Sipil
Dalam sesi berikutnya, Abdul Rosyidi menegaskan pentingnya masyarakat sipil dalam menjaga demokrasi dan mengawasi kekuasaan.
“Kritik masyarakat sipil sering disalahpahami. Padahal, justru karena cinta tanah air, kita harus berani mengingatkan pemimpin ketika ada yang keliru,” tegasnya.
Diskusi berlangsung interaktif dan hangat, diwarnai berbagai tanggapan dan refleksi dari peserta. Bagi para peserta, halaqoh ini bukan hanya ruang berbagi gagasan, tetapi juga wadah konsolidasi nilai dan semangat gerakan Gusdurian.
Melalui forum ini, ISIF Cirebon menunjukkan komitmennya dalam menumbuhkan intelektualitas kritis, semangat kebangsaan, dan nilai-nilai kemanusiaan yang berakar pada ajaran Gus Dur — kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan pada kaum tertindas.
Wujudkan impian akademik Anda di Institut Studi Islam Fahmina dengan program studi unggulan, dosen ahli, dan fasilitas lengkap yang mendukung kesuksesan masa depan
Jl. Swasembada Jl. Majasem No.15, Karyamulya, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45135
+62 878-9019-8284
+62 878-9019-8284
info@kuliahkaryawan.net
© Copyright kuliahkaryawan All Rights Reserved