FORUM PENDIDIKAN DI KEJUDEN
Kegiatan yang digelar di Masjid Jami’ Al-Hidayah ini dihadiri oleh Ibu Zaenab Mahmudah, Lc., M.E.I. (Direktur LP2M ISIF), Bapak Sukma Hadi, M.Pd. (Dosen Pembimbing Lapangan), serta tokoh agama, tokoh pemuda, perangkat desa, dan perwakilan warga.

Ketua Kelompok PIT, Nurdin, menegaskan bahwa PIT bukan sekadar praktik lapangan, melainkan proses belajar bersama masyarakat. Pernyataan ini sejalan dengan Bapak Sukma Hadi yang menekankan pentingnya pendidikan sebagai pilar utama kemajuan bangsa.

POTRET PENDIDIKAN KEJUDEN
Diskusi menunjukkan bahwa Kejuden memiliki sejumlah lembaga pendidikan, antara lain PAUD, TK, DTA, SDN 1 dan 2 Kejuden, SDIT, Yayasan Al-Anwariyah, serta Pondok Pesantren Darul Kirom. Pesantren Darul Kirom masih menggunakan metode klasik Al-Baghdadiyah, metode yang cukup efektif untuk pemula meski menuntut kesabaran tinggi.

Sejumlah persoalan juga terungkap. Akses menuju SD belum merata sehingga sebagian warga memilih sekolah di desa tetangga. Yayasan Al-Anwariyah mengalami kekurangan tenaga pengajar. Jumlah santri di Pesantren Darul Kirom menurun dari tahun ke tahun. Di wilayah Kejuden sendiri belum terdapat SMP, MTS, maupun SMA. Selain itu, maraknya penggunaan gawai di semua kalangan memengaruhi minat belajar, ditambah rendahnya budaya membaca di kalangan anak-anak maupun orang dewasa.

ARAH PEMBERDAYAAN
Direktur LP2M ISIF, Ibu Zaenab Mahmudah, menilai mahasiswa telah memasuki fase penting PIT setelah sebulan tinggal di Kejuden. Ia mendorong agar mahasiswa segera merumuskan langkah aksi nyata dalam pemberdayaan bidang pendidikan.

Forum menyepakati tiga langkah utama sebagai prioritas, yaitu memperkuat pendidikan sejak dini, menumbuhkan budaya membaca, dan membatasi penggunaan gawai pada anak-anak.

Created by Grace